Sajak Eka Budianta
sajak
Eka Budianta
NYANYIAN UNTUK TIOM
Bulan dan traktor bersatu di ladang
Malam-malam begini, komputer & cengkerik
Sama-sama menyanyikan rindu padamu
Lalu kamu, sedang apa sahabatku?
Di Tiom, bersama komputer & traktor
Kubayangkan engkau sedang mengolah Indonesia
Sementara di eskalator ini aku berdiri
Menatap masa depan dan masa lalu
Yang tiba-tiba berkumpul jadi hari ini
Aku paham London berderak, bangsa bergerak
Di Stasiun ini aku cuma berdiri
persis seperti lazimnya manusia
Padahal engkau bergolak, Tiom menggelegak
Orang bertanya Irian ini siapa punya
Kalau yang punya pohon, kenapa banyak
salesman dan televisi?
Orang-orang menukar koteka dengan komputer
Supaya modern, katanya, supaya berbudaya.
Sementara aku dan sejuta merpati tidur
Menyiapkan tenaga, agar bisa terbangkan
puisi, katanya juga diperlukan
Untuk menyuruh sarjana menanam rambutan,
piara ayam dan ikan di kolam.
Atau sekedar memaksa pemburu berhenti
menembaki burung, menyate penyu.
Kalau sajak ini sampai, sahabatku
Katakan pada kepala suku, aku tidak diam
________________________________________
SURAT DARI LANGIT
"Siapa tak jatuh cinta pada malam?" tanyamu
"Aku," jawabku. Sebab aku matahari
Siang ini masuk ke kamarmu di bukit
Sementara burung-burung gagak mencari buah pir,
Pohon besar di lembah meranggas
Dan rumput berserakan daunan kering.
Gadis berbaju biru berambut emas menunggu
Ia bukan mawar yang layu di musim dingin
Bukan juga malam, nama samaranmu
Tapi ia memandang jalan bersama matahari
Membiarkan jam berlalu, berlalu, berlalu.
Bayang-bayang menimpa bunga gelagah
Seorang wanita lain lewat, lalu pergi
Berjuta-juta wanita lewat sianghari
Tapi bukan kamu. Jelas bukan kamu, langitku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar